Sebab cinta dalam pandangan
islam itu sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekadar diucapkan,
digoreskan dalam sebuah kertas merah jambu dengan menggunakan tinta
emas, atau janji lebay lewat SMS. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk
ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.
Dan ikrar itu pun tidak ditujukan kepada si wanita melainkan kepada ayah
kandung si wanita, yang sesungguhnya ikrar yang diucapkan si lelaki
tersebut merupakan sebuah pengakuan untuk mengambil alih tanggung jawab
terhadap si wanita dari pundak sang ayah kandung ke pundaknya.
Itulah cinta kepada lawan jenis
menurut pandangan islam. Tapi kalau dilihat dari realita kehidupan
remaja sekarang ini, cinta itu bukan lah sebuah tanggung jawab yang
terikat dengan sebuah ikrar. Melain sebuah kebersamaan untuk berkencan
disebuah tempat romantis, berpagangan, peluk - pelukan atau bahkan
ciuman tanpa ikatan yang sah. Padahal islam telah mengatur hubungan
antara laki - laki dan wanita. Hanya yang mempunyai ikatan suami istri
saja yang boleh melakukan kontak - kontak yang mengarah pada birahi,
seperti bersentuhan, berpengangan apalagi berciuman.
Nah...!!! sekarang pasti muncul
sebuah pertanyaan besar, bagaimana sepasang calon suami -istri bisa
saling mengenal kalau pacaran itu tidak ada? Tapi kalau pun pacaran itu
dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan,
ini bukanlah anggapan yang benar. Dalam islam ada sebuah proses yang
dikenal dengan ta'aruf. Disinilah peranan keluarga sangat dibutuhkan.
Proses ini jauh lebih objektif dari berpacaran. Karena pacaran itu pada
umumnya selalu memperlihatkan hal - hal yang indah saja dan berusaha
menutupi yang jelek - jelek. Seorang wanita pasti akan dandan habis -
habisan, bermake-up, mengenakan baju yang paling bagus, pakai parfum dan
lain sebagainya saat akan menemui sang pacar, dan si lelaki pasti akan
memilih tempat kencan yang indah, sebuah tempat yang dipenuhi dengan
bunga - bunga dan dihiasi dengan cahaya lilin. Tapi apakah saat mereka
menikah nanti itu semua akan tetap terlaksana? Apakah si istri akan
selalu berada dalam keadaan bermake-up dan memakai parfum saat bersama
suaminya? Tentu tidak akan selamanya seperti itu. Tapi, jika saling
mengenal melalui proses ta'aruf yang benar menurut islam, itu akan lebih
alami. So... jangan menjadikan istilah ta'aruf sebagai alibi untuk
bebas berpacaran.
sumber : http://arshi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar